Balik Makaryo



 Sudah hampir enam bulan yang lalu, saya terakhir kali mengungah karya di akun media social pribadi. Isinya hanyalah desain logo, bukan tulisan yang panjang. Saat itu, masih rajin-rajinnya untuk upload design di Instagram. Namun, karena kesibukan di dunia nyata seperti kegiatan kuliah yang berangkat sunrise pulan sunset (bahkan bisa tengah malam juga) hingga aktivitas lain seperti UKM dan freelancer membuatku tak sempat mengurus akun-akun itu.

Apalagi, itu bertepatan dengan sebulan setelah saya “disidang” atas kasus “pelecehan filosofi dan historis dengan redesign logo” oleh berberapa kakak tingkat di Ormawa Kampus. Iyasih, memang saya yang salah, tapi tak sepenuhnya. Untuk masalah ini, cukup sampai sini, aku malas untuk melanjutkannya. Saya juga tak ingin dapat “ceramahan” dari mereka yang bertingkah sok penguasa padahal ketika ditindas, mereka malah meronta. Aneh.

Hasrat untuk desain dan berkarya surut begitu saja sejak saat itu. Bila bukan karena pekerjaan di unit kegiatan mahasiswa atau di perkerjaan sampingan, mungkin tidur adalah pilihan dibanding harus menghadap laptop dan berkutat didepannya berlama-lama.

Namun, hal itu berakhir saat saya berkunjung ke Birudeun.id, agensi kreatif milik kakak kelasku, Mas Arvendo. Ia adalah kakak kelasku saat di SMK dan di Lembaga Pers Siswa Commet saat itu. Saat ini, ia belajar di Universitas Negeri Malang di prodi Pendidikan Teknik Informatika. Saat itu, ia sedang sibuk menulis untuk website pribadinya.

Ketika ditanya mengapa Mas Vendo masih sempat meluangkan waktu untuk menulis di website dan totalitas disana (bisa dilihat, dia hingga membeli domain dan hostingnya) padahal dia termasuk sibuk dengan berbagai kegiatan, baik di kampus dan di Birudeun tentunya. Jawabanya menarik.
Mas Vendo ingin mengimplementasikan apa yang ia dapat selama belajar dengan bentuk yang dapat dinikmati banyak orang. Tulisan. Saya juga ingat ketika Mas Vendo selalu mengatakan “jadilah orang yang pandai menulis, walapun belum pintar. Karena tulisan itu abadi, namamu juga ikut abadi. Walaupun pintar, tapi kalo tidak menulis, ia bakal dilupakan.”. Kata-kata itu sering terngiang didalam pikiran.

Ketika terlalu fokus memperhatikan websitenya, Mas Vendo menyadarinya. “Lang, timbang suwung, gak pengin nulis di blog?” Aku hanya menjawabnya dengan entah. Karena saya juga harus mengurus website proyek bersama, Proyeksi.id. Ketika selesai menceritakan itu semua, Mas Vendo malah mengatakan dengan lantang “Yo gak opo. Sekalianlah gae nulis portofolio karo tulisan sing gak iso diterbitno di media lain.”

Dengan berbagai penjelasan tentang benefit dan untungnya menulis, akhirnya ku putuskan untuk mulai kembali blogging. Di blog ini, mungkin akan banyak berisi tentang opini pribadi tentang hal-hal yang terjadi di sekitar, portofolio desain dan laiinnya. Mungkin dengan ini pula aku putuskan untuk kembali. Kembali bekarya setelah sekian lama hasrat tertidur lelap.
Mungkin, ini adalah awal baru untuk memulai kebiasaan baru yang positif mungkin. Semoga ini akan terus berlanjut dan konsisten. Karena ini hal yang sebenarnya ingin aku lakukan. Menyatakan apa yang ada dalam pikiran. Karena, apa yang dipikiran lebih baik dilepaskan dan dibiarkan terbang keluar dari kepala, daripada hanya mengendap dan kemudian mati tanpa ada yang tahu dan meningatnya.

Komentar

Postingan Populer