Catatan Akhir Tahun 2019 : Ngapain Aja?
Tak terasa akan datang juga tahun 2020. Sudah setahun yang
dilewati. 12 bulan dijalani, 52 minggu rutinitas dijalani dan 365 hari
dihadapi. Terntu banyak hal-hal besar yang terjadi. Baik yang menyenangkan
maupun menyedihkan. Tentu banyak cerita dan kenangan yang bakal didapatkan dari
tahun ini. Begitu pula dengan saya. Tahun 2019 adalah tahun yang besar bagiku. Pada
tahun ini pula banyak loncatan luar biasa yang dihadapi. Benyak pencapaian yang
didapatkan, tentu dari banyaknya pengorbanan yang terjadi. Maka sebelum tahun
ini berakhir, izinkan saya menceritakan banyak hal di tahun 2019 ini.
Hal-hal disini banyak dari apa yang terjadi dengan akademik,
ekskul, dan tentunya hobi dan karir. Bagaimana rasanya menempuh perkuliahan
yang semakin menanjak terjal sudah mulai terasa. Dari kegiatan ekskul yang
menyenangkan sebagai pelarian dari suntuknya kegiatan di bangku perkuliahan
yang tak kalah banyak ceritanya. Hobi yang dari sekadar mengisi waktu luang
hingga menjadi passion dan salah satu penghasilan utama. Hingga bagaimana karir
pada pekerjaan sampingan yang selama ini berjalan perlahan hingga tiba-tiba
mengalami lonjakan luar biasa.
Oke, untuk memudahkan dalam membaca tulisan ini, kita bagi
menjadi tiga segment.
Akademik
Pada tahun 2019 merupakan waktu perkuliahan di semester 2
dan 3. Perkuliahan di kedua semester ini mendapat satu kesamaan, banyak masuk
siang. Lho, kok Politeknik masuk siang? Bukannya kampus yang rasanya seperti
sekolah itu jam kegiatannya seperti orang kerja?
Jadi begini, di kedua semester ini dari jurusan Teknik Mesin
(btw, saya mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi
Perawatan) terdapat kebijakan untuk shift jam kuliah. Karena kondisi Gedung
Mesin dalam proses pembangunan dan keterbatasan kelas menyebabkan keputusan
shift diambil. Namun, selama dua semester ini kami mendapatkan shift siang
untuk jam praktikum. Jadi jam kuliah saya bergeser menjadi jam 13.30-20.00 .
Masuk Siang dan Pulang Malang.
Apa dampaknya kepada saya pribadi? Sangat berdampak besar.
Bila semester sebelumnya saya seing masuk pagi sehingga pekerjaan sampingan
baru dapat kerjakan malam hari kini berbalik. Saya bangun pagi untuk
mengerjakan berbagai orderan desain dan siang hingga malam berkuliah. Setelah
itu, pikiran hanya muncul kasur dan bantal.
Kemudian, kesulitan dalam kuliah semakin meningkat tentunya.
Sebagai mahasiswa yang sebelumnya sekolah SMK, hal ini merupakan sedikit
hambatan. Dimana sebelumnya kita banyak melakukan praktek dan mengikuti hukum
lapangan, kini harus mulai jejali dengan namanya analisa dan rancangan.
Bayangkan lelahnya bertemu dengan kalkulasi dan perhitungan yang rumit dan jelibet
itu. Contohnya saja untuk menentukan diameter baja yang akan digunakan sebagai
tiang lampu jalan butuh perhitungan hingga dua papan penuh dengan angka dan
huruf? Begitu pula dengan praktikum yang bila sebelumnya berdasar hukum “apa
yang terjadi dibengkel ya harus selesai dibengkel” kini diangkut ke dalalm
kelas untuk dicari sebab penyebab dan solusinya. Kuliah Politeknik memang luas
biasa. Aku Cinta Polinema.
Terus, bagaimana dengan PR dan tugas-tugas? Saya kerjakan
mereka saat pagi hari itu. Keuntungannya pikiran menjadi lebih segar untuk
mengerjakan tugas-tugas walaupun siangnya kadang kurang konsentrasi. Apalagi bila
saya bekerja dahulu. Saya bisa dari jam 07.00 sudah didepan laptop hingga jam
12.30 padahal perkuliahan jam 13.30 . saya akui untuk manajemen waktu saya
ditahun ini kacau sih.
Bagaimana dengan IPK ? Alhamdulillah semua berjalan dengan
baik. Ya IPK masih berada di rata-rata angka 3 ke atas. Masih amanlah untuk total
nanti. Untuk hal ini saya kurang memikirkan dengan detail dan sangat serius.
Karena bagi saya, nilai akan datang bila sudah berjuanng dengan baik. Usaha
keras tidak akan mengkhianatilah seperti lirik lagu JKT48 di judul Shonichi. Ya
semoga IPK semester 3 ini bertahan lah.
Ekskul
Pada semester dua ini, saya mengikuti dau ekskul sekaligus.
Dari Jurnalistik dan Tim Robot. Bila anda tahu, saya dulu juga anggota Pers
Mahasiswa. Di LPM Kompen, saya ditempatkan pada divisi media online karena saya
dianggap salah satu yang paling dekat dan paham tentang dunia maya. Pada agenda lain, saya sering
ditugaskan pada bagian fotografi dan desain karena alasan saya paling mampu
disana.
Semua berjalan normal. Saya juga mulai memunculkan inovasi
pada desain di media online mereka (ya semoga bisa berlanjutlah.) kalian bisa
cek sendirilah. Semua berjalan denga normal. Walaupun banyak hambatan, namun
dapat dihadapi bersama dengan kuiat (together apes strong).
Namun kebersamaan saya di Persma hanya berjalan sekitar
tujuh bulan. Pada bulan Agustus saya memutuskan untuk mengundurkan diri. Bila
kalian menanyakan penyebab, satu postingan ini tak akan cukup untuk
membahasnya. Namun keputusan ini terpaksa diambil seagai konsenkuensi atas
suatu hal lain. Saya harus mengorbankan dunia saya, zona nyaman untuk meraih
hal yang lebih besar. Ada tantangan besar yang harus diambil dan ada hal yang
harus dikorbankan untuk itu semua. Karena dari kejadian ini saya sadar bila
kita tak mampu untuik membahagiakan semua orang. Namun kita masih bisa
membahagiakan orang yang kita sayangi.
Di kesempatan lain, saya juga merupakan bagian dari tim
riset robot terbang. Saya tergabung dengan AVRO Polinema. Saya ditempatkan di
divisi Technology Development dan bertugas sebagai desainer pesawat. Terdengar
sederhana, namun ini adalah pekerjaan sulit yang saya kerjakan. Untuk
mengerjakan desain pesawat ini saya butuh empat kali revisi hingga model
disetujui. Dalam satu versi dibutuhkan puluhan part dan mengambar partnya perlu
waktu yang tidak singkat pula. Jadi bisa dibayangkan, beraoa waktu yang
dibutuhkan. Bahkan saya harus vakum sejenak dari kegiatan persma dan pekerjaan
sampingan. Namun hasilnya menyenangkan lah.
Pesawat ini berhasil temus hingga lomba Kontes Robor Terbang Indonesia
yang tahun 2019 ini diadakan oleh Unesa di Grati, Pasuruan.
Hobi dan Karir
Ditahun 2019 merupakan tahun awal lonjakan besar bagi semua
hobi dan karir ini. Lonjakan itu memang berawal dari awal januari setelah
kejadian besar dimana saat itu saya melakukan rebranding logo berbagai UKM di
Kampus dan berakhir dengan tragis (Iya, tragis. Saya disidang oleh kating saya
yang lebih berkuasa daripada saya saat itu yang hanyalah maba goblok dimata
mereka). Sudah jangan diingat-ingat. Sedih tahu ketika kita bekarya namun
dihina tidak beretika. Namun dari sini saya menyadari satu hal, kerjakan apa
yang kamu cintai hingga hal itu menjadi hal yang besar dan buat penghujatmu
berbalik memujimu. Terdengar naif ya, namun saya sudah membuktikan dan mulai
menunjukan pertanda baik.
Pertama, dari kejadian itu saya kembali ke salah satu hobi
saya dari jaman SD, mengambar jersey sepak bola. Kemudian hal itu saya dalami.
Saya pun mengorbankan dunia desain logo yang saat itu masih saya geluti dan
memberikan sedikit penghasilan. Dari bulan juli sudah mulai ada masuk pesanan
desain yang makin ramai dari sebelumnya hingga saya kelabrakan awalnya. Tapi
sekarang sudah terbiasa dengan hal hal seperti itu.
Kemudian, bulan Agustus menjadi lonjakan terbesar di tahun
2019 ini. Semua berawal dari hobi saya mengkoleksi jersey. Pada bulan ini saya
mengawali untuk mereview jersey. Berangkat dari terinspirasi dan mendapat
dukungan dari sesepuh jersey Indonesia seperti Bang Spidey dari LokaleJersey,
Bang Reza dari CeritaJersey dan Bang Ferman dari Jerseys.id . Mereka semua yang
memberikan ide dan motivasi untuk saya ikut terjun lebih serius pada jersey.
Berawal dari hobi menjadi kecintaan yang lebih dalam lagi. Hingga kini, sudah
ada sekitar 8-9 jersey yang telah saya review. Dan dari jersey pula saya
mendapatkan banyak pengalaman.
Dari berawal menang lomba desain Jersey dari Noij yang
kemudian berlanjut dengan banyak kerjasama dengan apparel lain dari Jerzy,
Printsport Samarinda, Zestien, Avrelle hingga semoga yang ini tembus juga,
Wayank Apparel. Banyak pengalaman yang saya dapat dari kolaborasi ini.
Bagaimana mendesain sebuah jersey tak hanya sekedar warna dan motif, namun juga
dari bahan, pola dan lain-lainnya.
Selain itu ada yang bilang bila hobi terlalu sempit untuk
dinikmati sendiri. Maka dari hobi jersey ini saya bertemu banyak orang
seperhobian, salah satunya dari KJM, Komunitas Jersey Malang. Disana saya bertemu
orang-orang sesepuh jersey di Malang. Ternyata yang gila kain bpla ini tak
hanya saya seorang, namun banyak juga dan dri berbagai backgrpund. Di KJM
biasanya saya ikut fun futsal dan kumpul baeng sesekali. Mungkin bila sempat,
saya bakal ikut fun football. Semoga bisa lah.
Serta di Agustus ini pula aku bergabung dengan Mas Arvendo
di proyeknya dalam pengelolaan media social, Aboutarema yang kini bertumbuh
dengan pesat mencapai 5500 follower sejak kelahirannya di bulan Agustus. Semoga
karir saya di Aboutarema berlanjut dengan lancar, meningat aka nada proyek baru
sejenis yaitu Pegiatbola.id dan proyek pribadi lain di tahun 2020.
Mungkin ini saja yang dapat saya ceritakan. Semoga tahun
2019 ini jadi pembelajaran bagi kita dan tahun 2020 siap kita songsong dengan
kesiapan dan kebanggaan karena kita telah jauh berkembang dari sebelum 2019.
Salam.
Komentar
Posting Komentar