Jersey Arema FC Home tahun 2019 Putaran pertama - Kualitasnya tak sebanding dengan Arema?
Arema FC musim ini mengalami banyak cobaan dan tantangan
dalam mengarungi musim 2019. Terutama pada apparel yang bekerjasama dengan
mereka. Munich yang menjalin kerjasama dengan Arema FC dari Januari kemarin
akhirnya putus juga. Hal ini disebabkan oleh wanprestasi dari Munich yang tak
mampu memenuhi persediaan dan kebutuhan Jersey dan perintilan lain (jaket, tas, kaos
prematch dan polo prematch). Hal ini diketahui ketika Munich hanya mampu
menyediakan 80% pasokan untuk tim senior. Belum lagi untuk tim-tim junior dan
Akademi Arema. Belum lagi Arema Official Store hanya mendapat stok yang sedikit
untuk dijual. Hal ini berdampak pada pemasukan Arema FC hingga merugi karena
kosongnya stok.
Memang, pada Agustus kemarin telah diumumkan untuk menganti
apparel mereka menjadi Self Apparel dengan nama SEA (Singo Edan Apparel) yang
dirilis ketika jelang Derby Jatim melawan Persebaya Surabaya (15/8). Untuk jersey Arema FC yang terbaru akan coba review dalam berberapa waktu kedepan, mengingat baru akan dijual pada tanggal 26 Agustus 2019 di Official Store Arema.
Namun, mari kita sejenak untuk kembali melihat mengapa jersey ini sempat menjadi masalah. Baik masalah ketersediaan hingga masalah kualitas yang dikeluhkan oleh berberapa pembeli.
Namun, mari kita sejenak untuk kembali melihat mengapa jersey ini sempat menjadi masalah. Baik masalah ketersediaan hingga masalah kualitas yang dikeluhkan oleh berberapa pembeli.
Sebenarnya, saya sudah ingin untuk membeli jersey ini saat
pertama kali rilis. Namun, apalah daya kondisi keuangan di bulan itu (Mei 2019)
sedang kritis-kritisnya, saya urungkan niat itu. Walaupun sempat dikompori oleh
Mas @arvendomahardika untuk segera membelinya (dan saya terpancing untuk itu)
dan kembali semangat mencarinya. Namun masalah stock yang tak kunjung usai
menyebabkan saya urung membelinya. Namun, Mas Vendo meminjamkan jersey tersebut
kepada saya untuk di-review. Untuk jersey yang saya review ini adalah yang
Replica ya.
Desain
Untuk desain, jersey ini termasuk memuaskan. Dengan gambar
Singa yang terpampang dibagian depan, memberikan pandangan yang segar. Untuk
bagian lengan, terdapat motif rambut singa yang terlihat lumayan elegan. Dengan
warna motif yang lebih gelap (biru dongker) memberikan kesan kontras yang cukup
selaras dan tidak memaksa. Pada bagian kerah terdapat lis warna merah yang
hampir melingkar di kerah membuatnya tidak terkesan polos.
Pada base jerseynya, mengunakan template sejenis kaos
raglan. Dengan kerah full v-neck, membuat jersey ini terkesan sederhana.
Kesederhanaan base jersey yang dipadu dengan detail desain motif yang lumayan “ramai”
lumayan pas. Namun sayang, pada logo Arema, bordirnya terlalu tebal sehingga
menganggu pandangan.
Penataan logo sponsor pada jersey tidak terlalu memaksa. Pada
bagian atas, terdapat logo Corsa yang terpasang “sedikit ke bawah” dari
biasanya. Untuk penataan sponsor pada bagian depan rapi, Cuma logo Archiless
saja yang sedikit ngambang. Ukuran dan posisinya membuatnya terlihat seperti
disisipkan. Logo Indomie dan Gojek yang berjajar kebawah rapi. (Sebenarnya ada
sponsor tambahan dari Revo Invesment, namun pada jersey ini tidak terpasang.)
Pada bagian belakang, terdapat sponsor Torabika Duo yang ukurannya pas dan
tidak menganggu nameset.
Untuk desain, saya beri nilai 7,7/10.
Kualitas produksi
Untuk jersey replica mengunakan bahan campuran poly-spandex
dan polyster dengan komposisi 75:25. Sementara jersey yang Authentic berbahan
100% polu-spandex. Jersey Arema FC ini ramai dibicarakan oleh banyak kolektor
jersey karena kemampuannya untuk melar sangat kuat. Jersey melar memang bagus
untuk pemain agar jersey membuat pergerakan pemain semakin fleksibel. Namun,
apakah perlu pertandingan sepak bola mengunakan jersey yang kuat ditarik-tarik?
Mengingat dalam pertandingan sepak bola, menarik jersey pemain lawan dapat
dihadiahi kartu kuning.
Untuk eksekusi logo Arema FC, mengunakan bahan woven dan
dijahit border pada jersey. Untuk kualitas woven logonya ini, serasa kurang
untuk tim sebesar Arema FC. Apalagi bordiran pada logonya yang terlalu tebal
sehingga menganggu tampilan logo. Apalagi berberapa teman-teman mengeluhkan
tentang border putih yang terlalu tebal hingga dikhawatirkan merusak makna logo
Arema.
Untuk detail desain mengunakan teknik sublimasi. Sementara,
logo sponsor juga mengunkan teknik sublimasi juga. Baik jersey replica dan
authentic sponsornya mengunakan sublime. Cukup aneh untuk sebuah jersey yang
dibandrol cukup mahal masih memakai sublime untuk sponsornya. Bila dilansir
dari berberapa sumber, sponsor ini disublimasi agar membuat jersey semakin
ringan dan nyaman digunakan oleh pemain.
Bila digunakan, cukup nyaman sebenarnya. Namun, dengan
kualitas bahan dan eksekusi jersey ini bila dibandingkan dengan harganya
membuat kita berpikir ulang apakah kita perlu mengaet jersey ini menjadi
koleksi. Nilai untuk kualitas produksinya 6/10
Kesimpulan
Untuk jersey replica dengan harga Rp.250.000,- terasa cukup
mahal. Apalagi dengan kualitas bahan dan eksekusinya yang terasa kurang untuk
harga sekian. Bila kalian ingin mengoleksi jersey ini karena mengejar kualitas
jersey, saya tidak menyarankan untuk mengambil jersey ini. Namun, bila kalian
Aremania yang ingin mengoleksi jersey ini karena sebagai bentuk mencatat
sejarah Arema, tidak salah juga untuk membeli jersey ini (entah, jersey ini
dapat dibeli dimana). Itu saja review dari saya. Untuk review lengkapnya bisa
dilihat di Youtube pada Channel Fareez Taufiq , Lokalejersey atau di website
ceritajersey.com
Komentar
Posting Komentar